Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

Pendidikan Kewirausahaan terintegrasi dalam kegiatan Skill For Life. Pertanian salah satu mata ajar dalam kewirausahaan.

Menghargai Proses

Pendidikan bukan produk instan.

Pembelajaran Berbasis Alam

Pembelajaran bisa dilaksanakan di mana saja, termasuk di luar kelas.

Kreativitas

Kewirausahaan mengasah kreativitas peserta didik. Mengubah limbah menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih.

Marketing

Memupuk jiwa entrepreneurship sejak dini. Peserta didik dilatih memasarkan produk jamu ke masyarakat sekitar kampus Citischool.

Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Mei 2014

Dunia Futsal : Sejarah Futsal


Ni anak-anak Citischool paling demen main futsal. Futsal saat ini telah menjadi olahraga yang populer hampir pada semua kalangan. Bagi kalangan remaja, pekerja, maupun orang tua. Kepopuleran olahraga futsal dapat kita lihat juga dari menjamurnya tempat-tempat penyewaan lapangan futsal yang selalu ramai dengan pengunjung. Futsal sendiri mirip olahraga sepak bola namun dengan luas lapangan yang lebih kecil dan jumlah pemain yang lebih sedikit.

Sayangnya dari semua orang yang suka bermain futsal, tidak banyak yang mengetahui sejarah maupun aturan-aturan dasar olahraga futsal sendiri. Padahal tidak ada salahnya menambah pengetahuan kita dengan sesuatu yang menjadi hobi kita, bukan? Hehe sekalian materi pengayaan untuk pelajaran Penjasorkes kali ya.

Kali ini Angga, host Kompas.com, akan berbagi kepada kita mengenai serba-serbi olahraga futsal seperti sejarah dan aturan dasarnya. Ingin tahu? Yuk, temukan jawabannya dalam video  Sejarah Futsal berikut ini!






Link videonya



Sumber: kompas.com


AYO MAIN KUBUS RUBIK DI GOOGLE DOODLE




Pernah memainkan Kubus Rubik seperti di atas? Gak nyangka ternyata mainan tersebut hari ini telah berusia 40 tahun. Google ikut merayakan hari jadi Kubus Rubik yang ke-40 dengan menampilkannya pada doodle. Pada halaman utama Google terpasang sebuah Kubus Rubik dalam format tiga dimensi yang bisa diputar dari berbagai arah. Pengunjung mesin pencari itu bisa bermain Kubus Rubik dengan warna kotak putih, biru, kuning, hijau, jingga, dan merah  yang harus disamakan warnanya dalam satu sisi. 

Kubus Rubik diciptakan oleh seorang arsitek Hungaria bernama Erno Rubik. Kubus puzzle ini sebenarnya sudah ia rancang sejak 1974, tapi baru mendunia sejak Mei 1980. Hari ini, Kubus Rubik telah memasuki usia 40 dan masih menjadi game puzzle yang populer di berbagai negara. 

"Menyelesaikan game ini sebenarnya adalah tugas yang sulit. Sebagian orang tidak cukup sabar untuk memecahkannya," kata Rubik dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan USA Today, Ahad, 18 Mei 2014. 

Meskipun termasuk dalam game puzzle yang sulit, nyatanya banyak orang yang kecanduan bermain Kubus Rubik. Selama 40 tahun, Kubus Rubik telah terjual 350 juta unit di seluruh dunia. 

Belakangan Kubus Rubik mulai dikembangkan menjadi beberapa bentuk. Jika awalnya Kubus Rubik berbentuk persegi sama sisi, kini banyak orang yang mengembangkannya dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Alasannya, agar Rubik lebih menarik dan menantang.

"Kubus Rubik itu dibuat dengan penuh kontradiksi dan manusia menyukai hal itu karena bisa membuat hidup lebih menarik dan menyenangkan. Kubus Rubik adalah game yang sederhana dan sangat kompleks dalam waktu yang bersamaan," kata Rubik.



Sumber: tempo.co, usa today


Minggu, 18 Mei 2014

AYO MEMBUAT TERRARIUM



 Link videonya

Menyongsong tahun ajaran baru dan implementasi Kurikulum 2013, sibuk cari ide ke sana ke mari. Eh dapat video tentang cara membuat terrarium.  Mudah-mudahan ide ini dapat digunakan di pelajaran Prakarya atau IPA, apalagi kalo dibikin serius hasilnya akan punya nilai ekonomis loh.


Apakah terrarium itu ? Terrarium adalah wadah transparan yang didalamnya ditumbuhkan tanaman kecil  menggunakan media tertentu dan dihias dengan bebatuan serta aksesoris lain, sehingga membentuk miniatur taman yang menarik. Bisa dibilang terrarium merupakan seni bertanam  dalam wadah kaca.


Para pencinta tanaman hias yang memiliki lahan terbatas kini punya alternatif baru lho. Kita dapat membuat terrarium. Sebuah taman kecil dalam kaca yang akan terlihat indah di ruangan kamu. Terarium ini juga cocok loh diletakan sebagai hiasan di meja kantor agar ada nuansa hijau di kantor kita.

Tertarik untuk membuatnya? Jangan khawatir. Kali ini Gita Nadia akan mengajarkan kita cara membuat terrarium yang lucu ini. Ingin tahu? Saksikan langkah pembuatannya dalam Tips Episode Cara Membuat Terrarium kali ini hanya di Kompas.com! Selamat menyaksikan!



Sumber : kompas.com






Senin, 12 Agustus 2013

CERPEN ANAK: CERITA POHON JATI


Tulisan di bawah ini diambil dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berupa resensi buku cerita  anak Cerita Pohon Jati. Buku yang memuat 15 naskah terbaik dari Lomba Menulis Cerita Anak (LMCA) 2011.  Sudah usang memang. Admin bagikan di laman ini agar: 1. yang belum pernah baca bisa menikmatinya di laman ini; 2. alih-alih sebagai bahan bacaan di masa liburan hari raya, sekaligus menikmati karya sastra anak-anak hebat; 3. sebagai bahan pembelajaran dan referensi siswa yang sedang belajar menulis cerpen atau sastra karena cerpen yang dimuat merupakan naskah 15 finalis LMCA 2011; 4. melengkapi koleksi ebook atau e-library, barangkali suatu saat diperlukan untuk bahan tugas pelajaran Bahasa Indonesia membuat resensi cerpen, hehhehe... :)

Tanpa perlu menunggu terlalu lama silakan baca dahulu resensi buku oleh Billy Antoro di bagian awal. Selanjutnya buku dalam format pdf berjudul Cerita Pohon Jati dapat diunduh di bawah. Selamat menikmati. Ciao!




Kritik Siswa dalam Bingkai Cerita

Mereka mengkritik lewat kejujuran tokoh-tokohnya. 

Kejujuran seorang anak kadang menjadi kritik yang sangat tajam pada perilaku buruk orang dewasa. Itulah yang tergambar dalam 15 cerita pendek finalis Lomba Menulis Cerita Anak (LMCA) 2011 yang terangkum dalam buku antologi cerita pendek berjudul Cerita Pohon Jati. 

“Kejujuran yang menggugat” itu tergambar dalam kisah-kisah para tokoh cerita yang rata-rata menggunakan sudut pandang orang pertama (aku). Kalimat sastrawan Joni Ariadinata pada pengantar buku ini cukup tepat menggambarkannya, “Suara jujur yang menggema, suara cerdas yang mengetuk hati orang dewasa, untuk mulai melihat ke dalam dirinya sendiri.” (hal. v)

Tengoklah cerpen yang berjudul sama dengan judul buku ini karangan Nathania Sarita, siswi SDS Katolik Karya Yosef 5, Pontianak, Kalimantan Barat. Perilaku penebang liar dikritik habis-habisan melalui tokoh Pohon Jati. “Tak tahukah mereka pepohonan sangat berguna bagi mereka? Padahal pepohonan telah melindungi mereka dari banjir serta tanah longsor. Selain itu pepohonan juga menyediakan oksigen bagi manusia agar tetap tersedia.” (hal. 2). 

Nathania ingin beri pelajaran bagi para penebang liar. Melalui tokoh-tokoh hewan yang ada di hutan, ia membuat jebakan yang membuat para penebang liar kabur dan enggan menebang pohon jati lagi.

Kritik pedas juga digulirkan Umi Indah Probolestari melalui cerpen Taat Membawa Selamat. Ia mengkritik para pengendara sepeda motor yang tak abai pada keselamatan dirinya sehingga membawa kerugian pada banyak orang. Cerpen ini begitu kaya informasi ihwal keselamatan berkendara. Secara detail siswi SDN 1 Sruweng, Kebumen, Jawa Tengah, ini menjelaskan kegunaan helm, kaca spion, jas hujan, dan perlengkapan keselamatan lain. Maklum, sebelum menulis, ia melakukan riset. 

Michelle Alexandra mengkritik cara pandang orang kaya terhadap orang miskin. Kebanyakan orang kaya memandang rendah orang yang lemah secara ekonomi. Menggunakan tokoh antagonis, Alexandra coba menaklukkan hati anak kaya yang angkuh melalui kesabaran dan kelemahlembutan temannya. 

Siswa-siswi Sekolah Dasar peserta LMCA 2011 berjumlah 3.000 orang lebih. Sepuluh juri yang diketuai oleh sastrawan Taufik Ismail harus benar-benar teliti memilah dan memilih cerpen yang bagus. Joni Ariadinata menulis mekanisme lomba tidak hanya berhenti sebatas mengumpulkan naskah, menilai naskah, dan menetapkan pemenang. Juri melakukan penelitian dan wawancara serta pendekatan psikologis kepada peserta untuk mengungkap dunia di balik karya yang dituliskan. “Sekaligus mekanisme untuk mengungkapkan ‘ketidakjujuran’ para penulis terhadap tulisan yang dihasilkan.” (hal. iv)     

Lima belas finalis LMCA dipanggil ke Jakarta. Selama beberapa hari mereka mengikuti workshop dengan penyaji para sastrawan. 

Desain dan tampilan buku antologi cerpen ini begitu berwarna (full colour) dan menarik. Tiap cerita ada gambar ilustrasinya. Namun yang lebih menarik adalah tiap cerita dilengkapi latar belakang pembuatan cerita serta biodata singkat penulis. Dengan membaca latar belakang pembuatan cerita, pembaca tahu proses kreatif para penulis. 

Dari itu pun diketahui bahwa rata-rata penulis mempunyai keluarga yang peduli pada kegiatan baca-tulis. Rumah mereka memiliki perpustakaan. Sekolahnya pun memiliki perpustakaan. Tak ayal, lingkungan yang kondusif itulah yang membentuk mereka menjadi para penulis andal yang kritis terhadap lingkungan sekitar.* (Billy Antoro)


Unduh isi buku, silakan klik di sini.



Baca juga:

CERPEN REMAJA: Lentera Kelam Tiga Puluh Februari





RESENSI BUKU CERITA REMAJA: Lentera Kelam Tiga Puluh Februari

Tulisan di bawah ini diambil dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berupa resensi buku cerita remaja Lentera Kelam Tiga Puluh Februari. Buku yang memuat 15 naskah terbaik dari Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) 2011.  Sudah usang memang. Admin bagikan di laman ini agar: 1. yang belum pernah baca bisa membacanya di laman ini; 2. alih-alih sebagai bahan bacaan di masa liburan hari raya, sekaligus menikmati karya sastra remaja-remaja hebat; 3. sebagai bahan pembelajaran dan referensi siswa yang sedang belajar menulis cerpen atau sastra karena cerpen yang dimuat merupakan naskah terbaik  peserta LMCR 2011; 4. melengkapi koleksi ebook atau e-library, barangkali suatu saat diperlukan untuk bahan tugas pelajaran Bahasa Indonesia membuat resensi cerpen, hehhehe... :)

Tanpa perlu menunggu terlalu lama silakan baca dahulu resensi buku oleh Billy Antoro di bagian awal. Selanjutnya buku dalam format pdf berjudul Lentera Kelam Tiga Puluh Februari dapat diunduh di bawah. Selamat menikmati. Ciao!



Bermain dan Berimajinasi dalam Bingkai Kejujuran

Dunia remaja adalah dunia yang penuh warna. Ketika imajinasi diberikan wadahnya berupa ruang kepenulisan fiksi, imajinasi itu menjadi liar, kokoh, indah, dan asyik untuk diikuti. Tokoh-tokoh yang bermain di dalamnya pun penuh petualangan dan lebih lincah ketika dibalut dengan alur cerita yang sulit ditebak. 

Itulah gambaran pintas tentang tema-teman cerpen yang ditulis oleh 15 cerpenis dalam buku berjudul Lentera Kelam Tiga Puluh Februari. Buku yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini memuat 15 naskah terbaik Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) 2011.   

Dalam cerpen berjudul sama dengan judul buku, Haryas Subyantara Wicaksana, sang penulis, sesungguhnya mengetengahkan cerpen dengan cerita yang sangat sederhana: kisah seorang siswa yang menemukan dompet gurunya. Batinnya bertarung: apakah harus mengambil uangnya untuk bayar ujian atau tidak. Kemudian, batinnya kembali berkecamuk karena kakaknya (Herman) memintanya untuk mengambil uang dalam dompet guna keperluan bayar ujian, bayar diktat, dan keperluan kakek. Yang membuat cerpen ini menarik, Haryas lincah menggunakan kata-kata puitis dalam menggambarkan konflik batinnya. 

Keliaran fantasi sangat terasa pada cerpen bertajuk Sepatu Balet dan Petualangan dalam Film. Ide ceritanya juga sangat sederhana: seorang anak yang yatim-piatu sejak lahir yang bertemu dengan kedua orangtuanya di dimensi lain.

Hankenina Deafinola, sang penulis, membuat latar (setting) ceritanya dengan begitu apik; tempat-tempatnya adalah salah satu bagian dari adegan film yang pernah dilihatnya. Ia memindahkan Emma Wright, tokoh utamanya, dari loteng kotor rumah bibinya ke pabrik coklat dalam film Charlie and the Choholate Factory. Emma pun berdialog dengan Charlie dan Willy Wonka, dua tokoh utama dalam film tersebut.

Dari pabrik coklat Willy Wonka, Emma berpindah ke lokasi turnamen Triwizard dalam film Harry Potter and the Goblet of Fire. Ia harus menghadapi seekor naga untuk mengambil telur emas. Lalu dari dunia penyihir itu Emma berpindah ke film yang belum jadi.

Robbie, lelaki kurus berjenggot putih dengan telinga seperti kelinci di atas kepala, satu-satunya tokoh yang sudah jadi dalam film itu, memberinya petunjuk agar menemukan sepasang sepatu balet di dalam kastil—sepatu balet merupakan alat penulis untuk memungkinkannya berpindah latar. Ada kalimat menarik yang dikatakan Robbie, “Buatlah petualanganmu sendiri agar film ini bisa jadi. Kau bisa jadi pemeran, penulis skenario, sekaligus produser dalam film ini.” (Hal. 21). Di kastil itulah kemudian Emma bertemu dengan ayah-ibunya yang telah lama tiada.

Sastrawan Agus R. Sarjono, penulis kata pengantar buku ini, menulis, ia kaget melihat kepiawaian para penulis cerpen dalam mengolah cerita. Terlebih tema cerpen sudah ditentukan, yaitu ‘Kejujuran’. Cerpen-cerpen mereka tak terpuruk ke dalam lembah nasihat dan penuh pesan moral menjenuhkan. 

Agus R. Sarjono juga menulis, dengan kemampuan demikian, mereka telah berhasil masuk ke dalam moral terpenting dari sastra dan cerita: “bermain, berimajinasi, bertualang ke berbagai kemungkinan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, lantas mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan itu sejujur dan sebisanya.” (hal. iv).  

Kelima belas cerpen terbaik ini ditulis oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari berbagai daerah di Indonesia. Yang menambah menarik, di akhir tiap cerpen dicantumkan latar belakang penulis dan bagaimana mereka mendapatkan ide dari cerpen yang dibuat. Buku ini sangat layak jadi bahan bacaan yang menghibur bagi siswa-siswi, guru, pencinta sastra, dan masyarakat umum.* (Billy Antoro)   



















Unduh isi buku, silakan klik di sini.





Minggu, 28 Juli 2013

Efek Buruk Menyediakan Komputer di Kamar Anak



Di era informasi, komputer bukan barang mewah. Tak aneh jika selain memiliki televisi, di dalam sebuah keluarga juga terdapat komputer. Apalagi komputer saat ini menjadi barang "wajib" untuk profesi tertentu.

Meski bermanfaat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah sekaligus hiburan, namun menempatkan komputer di kamar juga dapat berakibat buruk bagi anak-anak.

Penelitian menunjukkan, komputer dapat mengganggu jadwal tidur anak dan memicu kesulitan mengingat. Oleh karena itu pula, anak yang kamarnya dilengkapi komputer cenderung mendapat nilai buruk di sekolah.  Para ahli menganjurkan, komputer dan televisi sebaiknya tidak diletakkan di kamar anak.

Menurut mereka, tidur sangat penting bagi anak, terutama usia menjelang remaja. Tidur bermanfaat bagi pemindahan informasi dari ingatan jangka pendek ke jangka panjang yang berguna untuk mengingat pelajaran.

Dalam penelitiannya, para ilmuwan dari The University of Helsinki Finlandia melibatkan 353 anak berusia 10 hingga 11 tahun. Mereka menanyai anak-anak tersebut tentang letak TV dan komputer serta kebiasaan tidur mereka. Para peneliti kembali mengulangi lagi 18 bulan setelahnya.

Hasil riset yang dipublikasikan jurnal BMC Public Health tersebut menemukan, komputer dan TV dalam kamar anak secara khusus dapat menjadi pengganggu tidur anak.
Menurut para peneliti, tersedianya komputer di kamar membuat anak-anak cenderung keranjingan bermain game sehingga mengurangi waktu tidur mereka. Begitu pula TV yang membuat anak cenderung tidak berolahraga dan tidak lelah di waktu seharusnya mereka tidur.

Cahaya yang dikeluarkan layar dapat memicu perubahan hormonal dalam tubuh. Ketidakseimbangan hormon, terutama yang berhubungan dengan hormon tidur, menjadi penyebab kesulitan tidur.

Salah seorang peneliti Teija Nuutinen mengatakan, benda-benda elektronik seharusnya tidak diletakkan di kamar anak. Anak butuh waktu tidur lebih banyak, dan benda-benda elektronik itu dapat mengurangi waktu tidur mereka.

"Jika dibiarkan, maka ini akan mempengaruhi kinerja mereka di sekolah dan perkembangan mereka," ujar Nuutinen.



Sumber: www.dailymail.co.uk, kompas.com



Minggu, 09 Juni 2013

Kebiasaan Tidur di Kelas

Tidur merupakan kebutuhan biologis setiap manusia. Secara normal manusia dewasa butuh tidur 6 - 8 jam sehari. Kurang tidur bisa menimbulkan gangguan kesehatan atau kantuk berat di tempat kerja / sekolah.


Kebiasaan siswa tidur di kelas ternyata tidak hanya terjadi di Citischool. Di sekolah lain sudah jamak. Mereka tertidur tidak hanya saat jam pelajaran, pada saat ujian penjajakan pun mereka tidak mampu mengalahkan yang namanya tidur. Bahkan di sekolah lain pun, ketika ujian nasional berlangsung ada juga beberapa siswa yang kepergok sedang tertidur. Yaa, ampun. Sampai sebegitu parahnyakah penyakit sosial yang satu ini?

Kebiasaan siswa tidur di kelas bahkan diangkat menghiasi status Mario Teguh yang kemudian diposting ulang oleh salah satu rekan guru, Prawiro Sudirjo. Begini ni isi statusnya:

Mama: Nak, kenapa kamarmu kamu buat seperti kelas di sekolahmu? 

Anak: Supaya gampang tidur, Ma. 

????

Mario Teguh

ASIMH = Awas Status Ini Mengandung Humor




Di Kota Xian, Provinsi Shaanxi, China, anak sekolah malah dipaksa tidur di kelas. Gak percaya?

Gak kebayang kalo mereka terjatuh dari atas meja yang tinggi. Kebanyakan anak-anak kan kalo tidur gak bisa diem, suka guling sana guling sini....

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (6/9), bangunan sekolah di China tidak cukup besar bila ditambah asrama menampung para murid dan tempat tinggal para siswa cukup jauh. "Tidak cukup waktu untuk pulang dan tidur siang hari," kata juru bicara sekolah tidak menyebutkan namanya. 

Kebiasaan tidur siang dinilai bagus untuk perkembangan anak. Siswa disuruh melakukan kegiatan itu di dalam ruang kelas, di atas meja belajar mereka masing-masing. Konsep ini dikenal dengan nama Wujiao. Banyak sekolah di daratan China dan Taiwan melaksanakannya setelah selesai makan tengah hari.



Kamis, 30 Mei 2013

Model Pembelajaran


Sebelum Kurikulum 2004, banyak dikenal metode atau tehnik mengajar. Tehnik-tehnik atau metode itu banyak mengarah pada guru aktif, sehingga kurang membangkitkan semangat kerja dan motivasi peserta didik, dan peserta didik tetap saja pasif.

Pembelajaran dengan mendengar akan berbekas pada peserta didik sebanyak 25%, pembelajaran dengan melihat akan berbekas kepada peserta didik sebanyak 50%, dan jika melakukan dan mengerjakan akan berbekas lebih dari 75%. Tentu besarnya persentase pemahaman peserta didik akan lebih baik lagi jika bertahan sepanjang hayat.

Model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas, yaitu segala cara yang dilakukan guru bisa berupa metode, cara, tehnik, atau apa saja untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk aktif, berkembang, dan mengembangkan diri. Model-model pembelajaran ini dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang telah melakukan, buku atau hasil kreasi kita sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah.

Perlu dipahami oleh setiap guru bahwa guru memiliki otonomi yang tidak dapat diintervensi oleh siapapun sehingga ketercapaian SKBM melalui suatu proses pembelajaran dengan standar mutu pendidikan dapat tercapai. 

Model pembelajaran yang lahir karena peserta didik, seringkali menjadikan apa yang dilihatnya menjadi model bagi dirinya sehingga akan meniru semua tingkah, gerak, laku, dan semua yang menjadi idolanya. Dari sini memang lahirnya filsafat Taman Siswa 'Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani'. Jadi sebisa mungkin kita harus mengemas sesuatu model dengan sebaik-baiknya karena ketertarikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu dapat dimulai dari penampilan dan guru, kepiawaian guru mengajar, dan penguasaan materi oleh guru yang bersangkutan.

Model pembelajaran secara umum dibedakan menjadi 3 macam, yaitu model pembelajaran langsung 'Direct Instruction', model pembelajaran kelompok 'Learning Community', dan model pembelajaran berdasarkan masalah 'Problem Based Instruction'.

Model pembelajaran langsung  merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi yang bersifat deklaratif, model pembelajaran kelompok digunakan untuk kerja yang membutuhkan bantuan orang lain, dan model pembelajaran berdasarkan masalah dikhususkan agar peserta didik dapat memberikan penyelesaian suatu masalah yang sedang dihadapi pada pembelajaran saat itu.

Pada ketiga tehnik di atas, guru bertindak sebagai motivator yang akan membuat kegiatan belajar-mengajar berlangsung dengan baik.




(Disalin dari buku TIK SMA 2)

Sabtu, 25 Mei 2013

Dari Balik Dapur: Statistik Pengunjung Situs CITISCHOOL SEMARANG

Perkembangan situs sekolah tidak lepas dari jumlah pengunjung. Maka tak salah bila redaksi Citischool ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan pengunjung situs sekolah ini. BTW, pengunjung situs ini berasal dari mana saja? Apakah hanya dari aktivis kampus Citischool saja? Entahlah. Pada halaman situs di pojok kanan bawah terdapat penanda asal dari pengunjung. Apakah berarti ada warga di luar Citischool yang juga berkunjung di situs ini? Tak masalah kok, karena isi situs ini tak terbatas memberi informasi kepada civitas akademika Citischool saja. Kalau dari balik dapur sendiri, variasi pengunjung yang terekam lebih beragam. Mesin milik Blogspot mencatat pengunjung situs Citischool sejak 19 Mei sampai 26 Mei 2013 seperti gambar di bawah ini.



DID YOU KNOW?

Visit Yogyakarta / Jogja